Guru


Senyum yang tak pudar
semangat yang tak kenal lelah
kobaran jiwa yang tak pernah padam

Sabarmu yang menjadi kekuatan
keikhlasanmu yang menjadikan keteguhan
keridhaanmu yang menjadikan ilmu berkah
dan bermanfaat

Engkaulah guru
penyampai ilmu
pahlawan tanpa tanda jasa
       
              Sukoharjo, 13 April 2020


Penyair : Izzatul Muslimah
Kelas : IX B (Tahun Ajaran 2019/2020)

Corona, Oh, Corona


Corona, oh, corona
Virusmu membawa bencana
Membuat malapetaka di mana-mana
Dan aktivitas tidak seperti biasanya

Corona, oh, corona
Membuat hari-hariku tidak berwarna
Membuatku tidak bisa tertawa
Pergilah kau dari dunia

                11 April 2020


Penyair : Haritsah Muwaffaq
Kelas : VII A (Tahun Ajaran 2019/2020)

Covid-19

Penyusun : Nadiya Tsabita Husna
Kelas : IX B (Tahun Ajaran 2019/2020)


A.   Definisi Covid-19
Virus corona disebut dengan nama Inggris Crown yang berarti mahkota, karena bentuknya seperti mahkota ketika dilihat melalui mikroskop elektron. Pertama kali ditemukan pada 1960 dengan nama Corona Viridi atau Coronaviridae. Dari keluarga virus ini (Coronaviridae, ed.), terdapat virus SARS yang muncul pada tahun 2003 di wilayah Hongkong, Cina. Tercatat 8.422 korban terinfeksi, 916 orang di antaranya meninggal dunia. Lalu, pada tahun 2004 dan 2005 muncul jenis virus baru.
Begitulah, virus mulai bermunculan pada tahun-tahun berikutnya, khususnya tahun 2012 dan 2014, tetapi terbatas di beberapa negara dan dengan kadar yang kecil. Pada awal Desember 2019 di Kota Wuhan, Cina, kembali muncul virus yang menyerupai virus SARS-2 dengan kemiripan 96% dan disebut Covid-19 (https://www.muslimahnews.com/2020/03/28/tanya-jawab-dampak-virus-corona-covid-19-bagian-1-4/).

B.   Gejala Terjangkit Covid-19
Infeksi virus Covid-19 bisa menyebabkan penderitanya mengalami gejala flu, seperti demam, pilek, batuk, sakit tenggorokan, dan sakit kepala; atau gejala penyakit infeksi pernapasan berat, seperti demam tinggi, batuk berdahak bahkan berdarah, sesak napas, dan nyeri dada.
Secara umum ada tiga gejala umum yang bisa menandakan seseorang terinfeksi virus Covid-19.
1.       Demam  (suhu tubuh di atas 38° Celcius)
2.       Batuk
3.       Sesak napas
Berdasarkan penelitian, gejala Covid-19 muncul dalam waktu dua hari sampai dua minggu setelah terpapar virus Covid-19. Gejala ini biasanya bersifat ringan dan terjadi secara bertahap. Memang, ada beberapa kasus di mana orang terjangkit virus Covid-19 tidak memiliki gejala apa pun (https://www.alodokter.com/virus-corona; https://www.tribunnews.com/corona/2020/03/27/begini-cara-penularan-covid-19-ditularkan-dari-orang-ke-orang-saat-batuk?page=2.).
                    
C.   Cara Penularan Covid-19
Virus dapat berpindah dari hewan ke manusia yang berada dalam satu area sama. Kemudian, menurut WHO, virus itu menular dari manusia ke manusia lain. WHO mengatakan, cara penyebaran virus Covid-19 melalui tetesan kecil yang keluar dari hidung atau mulut mereka, yang terinfeksi virus bersin atau batuk. Tetesan itu kemudian mendarat di benda atau permukaan yang akan disentuh orang sehat. Lalu, orang sehat akan menyentuh mata, hidung, atau mulut mereka. Covid-19 juga bisa menyebar ketika tetesan kecil itu dihirup oleh orang sehat yang berdekatan dengan yang terinfeksi (https://www.cnbcindonesia.com/tech/20200317103127-37-145413/ini-cara-penyebaran-virus-corona-covid-19-menurut-who).

D.   Cara Pencegahan
Covid-19 dapat hidup beberapa hari di permukaan yang keras dan tidak berpori. Sementara pada permukaan berpori seperti kain atau kardus, virus tersebut hanya akan bertahan selama 24 jam. Virus tersebut juga bisa bertahan sampai tiga hari dan pada tembaga sekitar empat jam.
Pencegahan harus dilakukan agar masyarakat terhindar dari Covid-19.  Berikut sepuluh cara yang dapat dilakukan untuk mencegah terjangkit Covid-19 dilansir dari Pusat Pengendalian Penyakit AS (CDC), Kementerian Kesehatan dan WHO (https://www.kompas.com/tren/read/2020/03/26/195000165/simak-ini-10-cara-pencegahan-agar-terhindar-dari-virus-corona?page=3).
1.  Sering cuci tangan
Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir kurang lebih selama dua puluh detik. Apabila sabun dan air tidak tersedia, gunakan pembersih tangan atau hand sanitizer yang mengandung setidaknya 60% alkohol. Dianjurkan untuk menghindari menyentuh mata, hidung, dan mulut jika belum cuci tangan.
2.   Hindari kontak dekat
Hindarilah kontak secara dekat dengan orang yang sedang sakit. Saat ini menghindari kontak adalah cara terbaik.
3.   Jaga jarak
Jaga jarak fisik atau physical distancing adalah cara pencegahan penyebaran Covid-19 yang efektif. Jaga jarak dengan orang lain sekitar satu meter akan mengurangi risiko tertular Covid-19.
4.   Gunakan masker jika sakit
Ketika sakit, dianjurkan untuk menggunakan masker agar orang lain tidak tertular. Jika tidak dapat memakai masker (misalnya, menyebabkan kesulitan bernapas), harus menutupi dengan tisu atau siku lengan saat batuk dan bersin.
5.   Tetap tinggal di rumah
Tidak keluar rumah atau tetap berada di dalam rumah, akan meminimalisasi terjangkit Covid-19. Tetap di rumah agar penyebaran Covid-19 tidak meluas. Anak muda berpotensi besar sebagai pembawa mikroorganisme SARS-CoV-2 yang menyebabkan Covid-19. Sebagai pembawa mikroorganisme, anak muda sangat mungkin menularkannya pada orang tua atau manusia usia lanjut (manula). Oleh karena itu, tetap berada di dalam rumah hingga wabah Covid-19 menghilang dari Indonesia.
6.   Hindari menyentuh mata, hidung, dan mulut
Tangan menyentuh banyak permukaan dan dapat mengandung banyak virus. Setelah terkontaminasi, tangan dapat memindahkan virus ke mata, hidung, atau mulut. Dari sana, virus bisa masuk ke tubuh dan membuat sakit.
7.   Hindari kerumunan
Kerumunan sangat memungkinkan terjadinya penularan, apabila ada salah satu orang yang terinfeksi Covid-19. Hindari kerumunan di tempat umum, tempat makan, gedung olah raga, dan tempat ibadah sebagai upaya mencegah penyebaran Covid-19.  Saat ini lebih baik melakukan aktivitas di rumah agar pandemi Covid-19 cepat berlalu.
8.   Tidak berjabat tangan
Tangan dan wajah bisa menjadi media penyebaran virus Covid-19. Tidak berjabat tangan sama dengan menghindari terjadinya kontak kulit. Hal itu cukup mampu mencegah penyebaran virus Covid-19.
9.   Perbarui informasi terkait Covid-19
Ikuti perkembangan informasi Covid-19. Ikuti pula saran dari penyedia layanan kesehatan serta otoritas kesehatan publik nasional dan lokal tentang cara melindungi diri sendiri dan orang lain dari Covid-19.
10. Segera pergi ke rumah sakit apabila mengalami gejala Covid-19
Jika mengalami demam, batuk, dan kesulitan bernapas, cari bantuan medis. Menelepon terlebih dahulu memungkinkan penyedia layanan kesehatan segera mengarahkan ke fasilitas kesehatan yang tepat. Ini juga membantu mencegah penyebaran virus dan infeksi lainnya.

E.   Pencegahan Wabah dalam Islam
Rasulullah ï·º telah menyampaikan pesan untuk selalu menjaga kebersihan sekitar 14 abad yang lalu, baik melalui ucapan maupun teladan langsung dari Nabi Muhammad ï·º. Tujuannya agar umat manusia menjadi orang yang sehat dan kuat, baik jasmani maupun rohani. Dalam sebuah hadis disebutkan yang artinya, “Seorang mukmin yang kuat (fisik, mental, jiwa, dan raga) lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada seorang mukmin yang lemah; dan pada keduanya ada kebaikan.” (HR. Muslim).
Atas bimbingan Allah Subhânahu wa Ta’âlâ, Rasulullah ï·º selalu mengingatkan umatnya untuk senantiasa menjaga kebersihan. Caranya, kita bisa aktif melakukan aktivitas membersihkan diri dan lingkungan sekitar agar tetap bersih. Bisa juga hal ini dilakukan dengan cara pasif, yakni tidak mengotori lingkungan sekitar dengan cara berdiam diri.
Ketika menghadapi wabah penyakit yang mematikan, Rasulullah ï·º mengingatkan yang artinya, “Tha'un (wabah penyakit menular) adalah suatu peringatan dari Allah Subhânahu wa Ta’âlâ untuk menguji hamba-hamba-Nya dari kalangan manusia. Apabila kamu mendengar penyakit itu berjangkit di suatu negeri, janganlah kamu masuk ke negeri itu. Apabila wabah itu berjangkit di negeri tempat kamu berada, jangan pula kamu lari darinya.” (HR. Bukhari dan Muslim dari Usamah bin Zaid).
Rasulullah ï·º juga menganjurkan untuk isolasi bagi yang sedang sakit dengan yang sehat agar penyakit yang dialaminya tidak menular kepada yang lain. Hal ini sebagaimana hadis yang artinya, “Janganlah yang sakit dicampurbaurkan dengan yang sehat.” (HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah). Dengan demikian, penyebaran wabah penyakit menular dapat dicegah dan diminimalisasi.
Aktivitas inilah yang sekarang dikenal dengan social distance, yakni suatu pembatasan untuk memutus rantai penyebaran wabah Covid-19. Caranya adalah jauhi kerumunan, jaga jarak, dan di rumah saja. Kegiatan social distance tak hanya dalam muamalah seperti pendidikan, ekonomi, politik, hukum, sosial, budaya, pemerintahan, dan sebagainya yang langsung berhubungan dengan sesama manusia, tetapi juga dalam ibadah.
Nabi Muhammad ï·º juga sangat mendorong umatnya untuk mematuhi praktik higienis. Gaya hidup sehat akan membuat orang tetap sehat dan aman dari infeksi. Di antara praktik higienis adalah mencuci tangan. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam hadis yang artinya, “Barang siapa tertidur dan di tangannya terdapat lemak (kotoran bekas makanan) dan dia belum mencucinya, lalu dia tertimpa oleh sesuatu, janganlah dia mencela melainkan dirinya sendir.” (HR Abu Daud).
Uraian tersebut menjelaskan tentang beberapa upaya preventif untuk mencegah wabah penyakit dan penyebarannya, yakni menjaga kebersihan, isolasi, dan cuci tangan. Namun, terkadang, penyakit tetap datang yang menyebabkan terjadinya sakit. Oleh karena itu, harus ada upaya kuratif untuk mengatasi penyakit yang dialaminya.
Sebuah hadis (yang diriwayatkan Ahmad, Bukhari dalam al-Adabul Mufrad, Abu Dawud, Ibnu Majah, dan at-Tirmidzi) menunjukkan bahwa Allah tidak meletakkan sebuah penyakit melainkan meletakkan pula obatnya, kecuali penyakit tua. Dengan demikian, Rasulullah ï·º menyarankan bahwa upaya kuratifnya adalah berobat. Terbukti bahwa penyakit akibat Covid-19 bisa disembuhkan.
Melihat kondisi sekarang ini, yang paling efektif adalah menjaga kesehatan diri kita sendiri. Hal itu lebih mudah, murah, dan efisien. Dengan menjaga kesehatan diri, risiko akan berkurang. Cara tersebut juga dapat membantu meringankan sesama (https://republika.co.id/berita/q7hqrm385/teladan-nabi-muhammad-mencegah-wabah).

F.   Pelaksanaan Salat Jumat ketika Ada Wabah
Social distance, yakni suatu pembatasan untuk memutus rantai penyebaran wabah Covid-19. Caranya adalah jauhi kerumunan, jaga jarak, dan di rumah saja. Kegiatan social distance tak hanya dalam muamalah seperti pendidikan, ekonomi, politik, hukum, sosial, budaya, pemerintahan, dan sebagainya yang langsung berhubungan dengan sesama manusia, tetapi juga dalam ibadah.
Dengan demikian, salat berjamaah di masjid boleh diganti dengan salat di rumah. Salat Jumat pun boleh diganti dengan salat zuhur di rumah guna menghindari wabah penyakit. Inilah yang kemudian hadis (yang diriwayatkan Ibn Majah dan Ahmad ibn Hanbal dari Abdullah ibnu 'Abbas) berikut dijadikan pedoman untuk menghindari mudarat yang lebih besar, Lâ dharara wa lâ dhirar, artinya tidak boleh berbuat mudarat dan hal yang menimbulkan mudarat (https://republika.co.id/berita/q7hqrm385/teladan-nabi-muhammad-mencegah-wabah).